Aktifitas Pagi di Hari Sabtu
Hari ini saya bangun jam 03.20 wib. Tidak terlalu repot karena masih ada cukup makanan untuk bersahur bersama keluarga. Alhamdulilllah.... dengan dampak covid-19 yang sangat luar biasa hebat berpengaruh pada kehidupan kita, Allah masih mencukupkan kebutuhan kami sekeluarga. Semoga seluruh sahabat di luar sana juga demikian. Senantiasa Allah cukupkan segala kebutuhan dan selalu di berikan kesehatan.
Selain mengasuh anak orang di Sekolah, saya nyambi jualan sendal, sepatu, makanan, ya... apa saja yang bisa saya pasarkan. Tujuan nya tidak semata-mata untuk mencari laba dari apa yang saya jual. Tujuan utamanya adalah ibadah, membantu orang menemukan barang yang mereka cari. Dengan harga yang miring tentunya, karena ada kepuasan tersendiri ketika orang ada yang membeli dagangan kita. Nominal yang saya peroleh tidak terlalu besar, tapi in syaa allah sangat bernilai untuk saya.
Silaturahim Sambil Jualan
Jam 10 pagi saya ada janji dengan wali murid kelas 2F, kami sepakat bertemu di depan sekolah. Tujuan nya silaturahim karena sudah cukup lama kami study from home. Tapi selain itu saya mengantar pesanan sendal gunung untuk putra nya. Alhamdulillah dong ya, doble untung kan ya, silaturahim dapet, dagangan juga laku.
Sebelum sampai ke sekolah, saya mampir ke ATM karena ada transaksi yang harus di lakukan melalui mesin yang dapat mengeluarkan uang itu. Ada dua orang pria di dalam gerai ATM tersebut, karena ini hari Sabtu maka tidak ada satpam yang berjaga di pintu masuk. Sempat jaga jarak, karena pemberlakuan social distancing tapi salah satu pria yang separo wajahnya tertutup masker itu seakan tersenyu dan mengenal saya. Oh.... ternyata pak Ali dan pak Adi, kedua pegawai yang bekerja di sekolah tempat saya mengajar. Mereka berlalu setelah selesai melakukan transaksi. Lalu saya lanjutkan transaksi saya sepeninggal beliau berdua. Tidak butuh waktu lama saya selesai bertransaksi. Ada satu orang yang sedang mengantri di belakang saya dan segera bertransaksi setelah saya keeluar dari gerai ATM itu.
Mari Hemat Air
Kaki saya melangkah menuju motor yang terparkir sendiri menunggu saya. Sudah mau menyalakan motor, tak sengaja pandangan mata saya terhenti pada kran air yang terus menetes di depan gerai ATM. Tak butuh waktu lama, saya turun lagi dan mematikan kran tersebut. Bukan sok, atau sedang cari muka ya.
Bumi kita sudah tidak bisa banyak menyimpan air karena banyak nya bangunan yang didirikan diatas nya. Hal itu menyebabkan berkurang nya stok air tanah. Sehingga kita harus menggunakan air dengan bijak. Kelihatan nya cuma tetesan kecil dari kran. Kalau cuma setetes atau dua tetes mungkin tak akan terasa. Tapi jika tetesan kecil itu terus menerus terjadi dalam waktu beberapa jam, akan jadi 1 ember, kalau sehari akan jadi lebih dari seember, yang cukup untuk kita cuci tangan, bahkan cukup untuk kita mandi. Itu kalau di tampung, tapi kalau tidak di tampung akan terbuang sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar