Jumat, 15 Mei 2020

Cara Menulis Opini dan Hikmah di Republika By Bapak Asep


Pertemuan ke
Hari & tanggal
:
:
12
Kamis, 14 Mei 2020
Nara Sumber
:
Bapak Asep Sapa’at
Waktu
:
Pukul 13.00 - 15.00 WIB
Topik
:
Menulis Opini dan Hikmah di Republika
Peresume
:
Tari Anggraini



Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Salam siang sahabat, siang hari pada puasa ke 21 sangat beda dari biasanya. Rasa nya tidak bersemangat, entahlah…. mungkin hati kurang bisa berdamai dengan kenyataan. Abaikan saja rasa malas ini, agar tak semakin kuat membawa hanyut dalam kemalasan. Siang yang ditemani dengan desus suara kipas angin yang menghembuskan angin sejuk disekita saya, memberikan kenyamanan tersendiri untuk menyimak materi kali ini. Siang hari ini kita akan mendapatkan materi tambahan dari bapak Asep Sapa'at tentang pengalaman beliau menulis Opini dan Hikmah di Republika. Dari judulnya sudah sangat menarik ya sahabat, membangkitkan semangat untuk berkarya.

waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 wib. itu artinya kelas menulis akan segera dimulai. Berusaha menyimak, sambil menyelesaikan setrikaan yang tinggal sedikit. Sudah mulai kelas nya, kita simak yukkk….


“Assalamu'alaikum. Selamat siang. Apa kabar Bapak Ibu guru hebat? Semoga sehat selalu dan terus produktif berkarya. Izin memperkenalkan diri. Nama saya Asep Sapa'at, tubuh sehat, jiwa kuat, cita-cita ingin jadi orang bermanfaat.” 
kira-kira seperti itu sapaan dan kalimat yang sangat memotivasi dari nara sumber kita. Tentu akan sangat menarik mengikuti paparan dari beliau. Mari kita simak bersama.






 
Mengikat Makna

 
Pertama, saya awali dengan penjelasan tentang mengikat makna. Istilah mengikat makna dipopulerkan oleh almarhum Hernowo. Segala hal yang berkaitan dengan aktivitas menulis sebagai cara untuk memaknai hal-hal yang bisa kita lihat, dengar, rasakan, renungi.





 
Hambatan-Hambatan Menulis
 
Setiap orang memiliki hambatan menulis yang berbeda-beda. Ada hambatan yang disebabkan kesulitan mengalirkan gagasan, ada juga karena faktor mood, ada pula yang disebabkan karena faktor penguasaan bahasa serta keterampilan menulis. Namun hakikatnya, setiap diri kita bisa menulis jika konsisten mau belajar. Hal yang paling mudah ditulis adalah sesuatu yang dekat dengan diri kita.




 
Menulis Buku Harian
Sebelum saya dapat mempublikasikan tulisan di media masa, saya belajar menulis di buku harian. Menulis di buku harian adalah cara ampuh untuk membangun kepercayaan diri untuk menuangkan gagasan. Karena tidak akan ada yang mengkritik, sehingga kita akan merasa mudah untuk menulis dan menuangkan ide atau perasaan kita.


 Ranah Tulisan
 

 
Berikut ini merupakan ranah dan jenis tulisan yang mungkin sudah tak asing bagi Bapak dan Ibu guru hebat.
Berdasarkan kajian salah satu guru menulis saya, Mas Bambang Trimansyah, sifat tulisan terbagi ke dalam 4 sifat, yaitu:
1. Pribadi tertutup, yakni tulisan bersifat sangat pribadi dan cenderung dirahasiakan agar tidak dibaca atau terbaca oleh orang lain. Tulisan ini biasanya berupa diari, surat-surat pribadi, ataupun catatan-catatan rahasia.
2. Pribadi terbuka, yakni tulisan bersifat pribadi ataupun sangat pribadi, tetapi dibiarkan ataupun disengaja untuk dibaca orang lain. Tulisan semacam ini muncul akibat perkembangan teknologi informasi, terutama di dunia internet. Tulisan-tulisan di blog, situs, ataupun media sosial cenderung banyak yang bersifat pribadi, subjektif, dan kadang malah dibuat sesuka hati.
3. Publik terbatas, yakni tulisan yang ditujukan u…
Sifat menentukan untuk siapa tulisan Anda tujukan. Pada sifat pertama Bapak Ibu menulis, tetapi hanya Bapak Ibu sendiri yang membacanya. Sifat 2, 3, dan 4 adalah tulisan yang ditujukan untuk publik sehingga Anda perlu menimbang tujuan penulisan dan pembaca sasaran.
Nah menurut Bapak Ibu, menulis di media masa termasuk sifat tulisan yang mana?


Jiwa Sebuah Tulisan
Bicara lebih teknis untuk membuat tulisan, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar tulisan kita memiliki ruh atau jiwanya. Menurut Mas Fauzil Adhim, ada 6 aspek yang harus dikembangkan agar tulisan kita memiliki jiwa.
Tulisan akan memiliki jiwa saat penulis memiliki visi hidup (cita-cita dan harapan), melibatkan emosi saat menulis, luas wawasannya (banyak membaca, berdiskusi, jalan-jalan), berbagi pengalaman hidup nyata yang pernah dialami, menggunakan nalar atau logika yang tepat, dan tulisan sebagai hasil perenungan yang mendalam tentang apapun yang akan ditulis.

5 Proses Menulis
 Menyusun draf:
1. Menulis bebas
2. Memasukkan bahan yang relevan dengan pengalaman diri, pengalaman orang lain, latar belakang ilmu dan pengetahuan yang dimiliki
3. Memasukkan data dan fakta
4. Mengembangkan gaya penulisan yang tepat sesuai pembaca sasaran

Merevisi: Membuat Tulisan Lebih Baik
1. Membaca ulang naskah secara keseluruhan sambil menandai bagian yang kurang jelas atau kurang tepat
2. Menimbang bahan yang harus dibuang karena kurang relevan
3. Menimbang bahan lain yang dapat memperkaya tulisan

Menyunting: Memastikan Tidak Ada Kesalahan
Memperbaiki tulisan dari aspek tata bahasa, ketelitian data dan fakta, kesantunan. Tak boleh ada kesalahan elementer.



Menerbitkan:

Menentukan publikasi tulisan pada media yang tepat serta pembaca yang tepat. Bapak Ibu dapat memilih media daring atau media cetak.

Di luar teknis menulis yang disampaikan di atas, faktor nonteknis seperti disiplin menulis, tak pantang menyerah mengirimkan tulisan ke media meski sering ditolak dan tak dimuat, juga tak berhenti belajar meningkatkan keterampilan menulis.

Jauh sebelum tulisan saya dimuat di rubrik opini dan Hikmah Republika, sejak tahun 2007 saya konsisten menulis di Republika Online.

Nah ini jadi faktor nonteknis, punya jalinan silaturahim dengan para redaktur di media masa. Kita mendapatkan informasi dan masukan dari para redaktur agar kualitas tulisan lebih baik dan potensial dimuat di media cetak.

Pemaparan yang sangat jelas dan rinci dari pak Asep. Mulai dari pamahaman mengikat makna, melawan segala kesulitan dan kendala yang muncul,melatih kebiasaan menulis dengan buku harian, mengenal ranah tulisan, memberikan ruh pada tulisan-tulisan kita dan sampai pada 5 proses menulis.

Setiap orang pasti menemui kesulitan ketika menulis, apalagi bagi saya pribadi yang baru saja mengenal belajar menulis. Hambatan dan kesulitan setiap individu itu berbeda, namun cara penyelesaian nya sama yaitu konsisten dalam berlatih. Karena konsistensi akan menghasilkan keterampilan yang mumpuni.

Semoga kita semua bisa memahami apa yang beliau sampaikan, dan mempraktekkan dalamkegitan menulis. Hingga nanti kita bisa sukses menjadi penulis yang hebat dan bermanfaat seperti beliau aamiin…



Wassalamu’alaikum.Wr. Wb

Tarianggrani87.blogspot.com/guru SDN Total persada kota Tangerang.







1 komentar: