Minggu, 10 Mei 2020

Intip Prosedur Penerbitan Buku di Penerbit Mayor

Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Selamat siang sahabat menulis sekalian yang berbahagia. Bersyukurtentunya sampai hari ini kita mash bisa berjumpa dan belajar bersama melalui wa grup belajar menulis gelombang10 ini. salah satu nikmat yang patut selalu kita syukuri,kita masih diberikann nikmat sehat dan kesempatan. Karena dengan dua hal ini kita akan mampu manjalani dan melakukan hal-hal lain nya.
Pada siang ini hari jum’at 8 mei 2020 kita akan belajar bersama dengan seorang nara sumber hebat selanjutnya. Orang yang sudah sukses di bidang nya. Bapak Joko Irawan Mumpuni, beliau adalah seorang direktur penerbitan yang sudah terkenal, penerbit andi. Tentu kita semua sudah familiar dengan nama penerbitan itu. Luar biasa sekali ya, kita bisa belajar dari seorang bapak direktur yang sukses mengelola sebuah penerbitan besar. Untuk dapat menembus penerbitan ini, tentu saja bukan hal yang mudah ya sahabat. Tapi bukan sesuatu yang tidak mungkin pula. Semua pasti bisa dilakukan asal di barengi dengan usaha dan doa kepada Allah SWT.
Sejatinya tidak pernah ada usaha yang sia-sia. Semua hasil dari usaha kita, in syaa allah yang terbaik untuk kita. Kalau pun hasilnya belum sesuai dengan yang kita harapkan,itu artinya Allah memberikan kita kesempatan untuk belajar dan berusaha lebih baik lagi.

Alur Penerbitan Buku
Bapak Joko Mumpuni akan memaparkan kepada kita semua yang sedang belajar disini, mengenai alur perjalanan sebuah karya tulis baik perorangan atau kelompok mulai dari penulis hingga bisa terbit menjadi sebuah buku dan masuk ke pasar penjualan. Tentu semua ini melalui proses yang panjang ya. Langsung saja kita simak pemaparan dari beliau. Pemaparan beliau melalui gambar dan Voice Note, untuk memudahkan kita memahami apa yang disampaikan oleh beliau.
Proses penerbitan buku haruslah melalui beberapa tahapan yang cukup panjang, demi terbitnya buku yang berkualitas dan memenuhi sasaran pasar. Proses tersebut dapat digambarkan dengan bagan berikut :


Dari gambar disamping dapat kita lihat, bahwa untuk menghasilkan sebuah buku proses nya cukup panjang ya. Sehingga dibutuhkan motivasi yang sangat tinggi untuk bisa menjadi penulis sampai jadi. Dalam penerbitan sebuah buku ada 4 pelaku didalam nya. yaitu Penulis, penerbit, penyalur dan pembaca. Tentu keempat pelaku ini saling berkaitan dan membutuhkan satu sama lain. Selanjut nya kita mulai membahas tentang proses  penerbitan.Proses ini dapat kita tuliskan menjadi 5 garis besar sebagai berikut>

1. Naskah dari Penulis
Proses yang pertama dimulai dari Penulis yang mempunyai naskah mengirimkan naskah nya kepada penerbit untuk diterbitkan. Ketika naskah diterima oleh penerbit akan di lakukan proses seleksi dan penilaian naskah, apakah naskah ini layak terbit atau tidak. Anggaplah naskah nya layak terbit, maka lanjut ke proses berikut nya.

2. Pemberitahuan dari penerbit
Jika naskah telahlolos penilaian dari penerbit, pihakpenerbit akan mengirimkan surat pemberitahuan kepada penulis, sekaligus meminta soft kopi kepada penulis, dan penulis diminta  untuk menanda tangani surat perjanjian. Selama penulis belum mengirimkan soft kopidan surat perjanjian, maka proses belum dilanjutkan.

3. Soft kopi Naskah Telah Diterima Penerbit
Setelah soft kopi naskah lengkap dan surat perjanjian sudah diterima oleh pihak penerbit, maka akan di lakukan proses selanjut nya yaitu, editing, setting, dan pembuatan cover. Setting yang dilakukan adalah pengaturan lebar buku, ketebalan buku,  ukuran nya bagaimana, apakah akan diberikan sentuhan hiasan apa dan sebagainya. kemudian untuk desain cover disesuaikan dengan target market dari buku yang akan di terbitkan.

4. Cetak Dami
Dami  adalah tulsian yang sudah di cetak persis seperti buku  yang akan diterbitkan. Baik secara isi, setting dan covernya sama persis dengan buku yang akan diterbitkan. Dami atau naskah proof tadi akan dikirim kepada penulis naskah untuk dilakukan revisi, dengan tujuan    agar tidak terjadi kesalahan fatal jika dilakukan cetak dalam skala besar. Naskah tersebut boleh di coret atau di tambahkan catatan jika memang diperlukan, dan pihak  penerbit nantinya akan melakukan perbaikan sesuai dengan permintaan penulis naskah.
Namun demikian diharapkan seorang penulis mengirimkan naskah jadi yang sudah dipertimbangkan masak-masak, baru dikirim kepada penerbit untuk menghindari perubahan total isi tulisan pada saat setelah menjadi sebuah dami. Karena jika dilakukan perubahan total akan menyulitkan penerbit karena harus melakukan editing, setting dan desain cover ulang dan menunggu waktu yang lebih lama untuk dapat diterbitkan.

5. Proses cetak
Setelah dami direvisi secara manual oleh penulis naskah. dami dikembalikan kepada pihak penerbit untuk dilakukan proses selanjutnya. Berdasarkan coretan revisi manual oleh penulis, pihak penerbit akan melakukan revisi untuk proses cetak. Percetakan pada penerbitan dapat dilakukan dalam jumlah besar sekali cetak. tergantung kapasitas mesin percetakan yang dimiliki.
Secara garis besar proses  percetakan sebuah buku dapat di lakukan dengan 5 langkah diatas. Namun secara spesifik lebih dari 5 langkah yang harus di lalui.

4 Hal Yang Diperoleh Seorang Penulis Yang Berhasil
Selanjutnya, setelah buku berhasil di cetak, apa saja keuntungan yang diperoleh oleh seorang penulis naskah? Ada 4 hal yang akan diperoleh oleh seorang penulis yang berhasil, yaitu kepuasan, reputasi, karier,dan uang.

 
1. Kepuasan
kepuasan batin yang diperoleh jika kita berhasil menerbitkan sebuah buku, tentu yang pertama adalah sebuah kebanggaan tersendiri memiliki sebuah buku, kemudian kita mempunyai ilmu yang manfaat, karena buku yang kita terbitkan dapat dibaca dan di pelajari oleh orang bnyak.
2. Reputasi
Hal yang ke dua yang kita dapatkan adalah reputasi. Reputasi yang seperti apa? Tentu nama kita menjadi terkenal melalui buku yang beredar, sehingga kita punya reputasi yang baik di mata orang lain.
3. Karir
Hal yang ketiga yang kita peroleh adalah karir. Bagi seorang penulis yang telah menerbitkan buku, akan memperoleh surat keterangan atau sertifikat, haltersebut akan bermanfaat dan memudahkan dalam proses kenaikan pangkat bagi pegawai negri tentu nya.
4. Uang/ royalty
Royalti yang di peroleh, menggambarkan seberapa laku buku yang diterbitkan. Semakin besar royalti yang diterima, itu artinya buku yang diterbitkan semakin laris pula dipasaran. Jika buku yang diterbitkan laris dipasaran, itu adalah hal yang menguntungkan bagi penulis dan penerbit. Namun jika buku yang diterbitkan tidak laris di pasaran maka merupakan kerugian besar bagi penerbit karena telah mengeluarkan biaya yang besar. Jadi bagi penulis yang sudah berhasil menerbitkan buku, jangan puas jika buku    anda hanya dipajang di toko. Karena itu belum menggambarkan kesuksesan buku anda.

Sistem Penilaian di Penerbitan
Sebuah penerbitan tidak akan menerima tulisan begitu saja untuk diterbitkan. Akan tetapi mereka punya indikator-indikator tertentu. Salah satu indikatornya adalah tulisan tersebut mempunyai peluang pasar yang luas. Untuk mengetahui peluang pasar tentang tema apa yang sedang populer, penerbit akan melihat melalui google trend. Hal itu juga bisa di manfaatkan oleh seorang penulis, sebelum membuat tulisan, alangkah baiknya melihat dulu ke google trend agar mendapat kan tema yang popular dan punya pasar yang luas. Berapa lama kira-kira trend itu akan popular, semua bisa dilihat melalui google trend. Biasa nya buku yangpasar nya luas dan panjang adalah buku pelajaran, dengan catatan masihdengan kurikulum yang sama. Setelah ganti kurikulum,maka baru akan berganti dengan buku pelajaran yang baru, menyesuaikan dengan kurikulum yang ada.











Kriteria Naskah Yang Akan Diterbit
Ada 4 kriteria naskah yang ada dalam dunia penerbitan,masing- masing mempunyai prosentasekesuksesan yang berbeda.
1. Tema tidak popular,penulis popular. naskah dengan criteria seperti ini memounyai tingkat kesuksesan sebesar 50%.
2. Tema yang popular dan penulis yang popular, naskah seperti ini yang biasa nya laku di pasaran criteria ini adalah criteria tulisan yang paling bagus. Contoh nya adalah buku informatika PGRI.
3. Tema popular, penulis tak popular. Ini masukan untuk penulis pemula, karena belum mempunyai nama yang populer, usahakan untuk menulis tema yang popular yang sedang hangat dan disenangi oleh masyarakat.
4. Tema tak popular, penulis tak popular. Tulisan jenis ini sudah pasti ditolak oleh penerbit karena sudah pasti tidak akan laku di pasaran.
  
Reputasi Penulis
Reputasi penulis disini berpengaruh pada tulisan yang akan diterbitkan, karena walaupun tema kurang popular akan tetapi jika dihasilkan dari penulis yang reputasinya bagus akan tetap laku dipasaran meskipun kemungkinan suksesnya hanya 50%. Ada cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui tingkat popularitas seseorang, yaitu dengan menggunakan google cendikia. Disana akan terlihat sudah berapa banyak karya yang dihasilkan, baik berupa buku ataupun jurnal. Google cendikia hanya dapat digunakan untuk mengetahui popularitas seseorang yang mempunyai jabatan pada instansi tertentu.


Namun bila kita ingin mengetahui popularitas seorang penulis baru, kita bisa mengetahui nya dari komunitas media social yang dimilikinya. Bila pada media social itu dia menadi admin dan mempunyai banyak followers maka kemungkinan besar tulisan nya akan laku karena orang tersebut punya reputasi yang cukup bagus.



Proses Penerbitan dan Jumlah Cetak
Jumlah cetak buku disebut dengan oplah. Untukmenentukan jumlah oplah dapat melihat pada kuadran kategori naskah yang diterbitkan. Mari kita pahami makna dari kuadran dibawah ini.



1. Market Sempit dan Lifecycle Panjang
Disini penerbit tidak akan rugi, namun butuh waktu yang lama untuk menunggu semua buku dapat terjual. Meskipun buku tersebut tidak di update, namun akan tetap laku karena merupakan buku murni. Yaitu buku yang berisi dengan ilmu pengetahuan dasar yang tidak akan berubah sepanjang masa. Contoh nya adalah buku Matematika dasar, fisika dasar,anatomi dan sebagainya.
Lebih aman jika buku ini di cetak dalam jumlah menengah dikarenakan laku nya butuh waktu yang lama, maka akan menimbulkan biaya gudang bila di cetak dalam jumlah yang besar. Sehingga untuk menghindari biaya  gudang, akan lebih aman jika dicetak dalam jumlah menengah.
2. Market Lebar dan Lifecycle Panjang
Ini adalah jenis buku yang paling laris dan paling disukai oleh penerbit. Karena laku setiap saat dan sepanjang masa. contoh nya adalah segalamacam ensiklopedia dan kamus. Buku jenis seperti itu akan selalu di cari oleh pembaca.
3. Market Lebar dan lifecycle pendek
Buku jenis ini biasanya tergantung pada perkembangan teknologi.  Revisi harus selalau dilakukan agar buku tetap laku dipasaran. Jika tidak dilakukan revisi, maka buku tersebut akan dianggap ketinggalan jaman dan tidak update. Jika sudah terlanjur cetak dalam jumlah besar, buku yang tidak laku biasanya dimusnahkan untuk menghindari biaya gudang.
4. Market sempit dan lifecycle pendek
disarankan untuk tidak menulis buku dengan criteria seperti ini, karena tidak akan memberikan keuntungan kepada pihak penulis dan penerbit. Contoh nya adalah berita mingguan dan harian.


Konsistensi Gaya Selingkup
Apa itu konsistensi gaya selingkup? yaitu Gaya pengutipan dan penulisan yang digunakan dalam pembuatan karya tulis tertentu. Ada beberapa gaya yang digunakan di dunia, misalnya ALA (American Language Association),APA (American Psycology Association),dan MLA (Micigan Language Association). Seorang penerbit tidak akan mempermasalahkan penggunaan gaya selingkup apa pun pada sebuah karya tulis yang ingin diterbitkan.  Namun demikian, penerbit menginginkan karya tulis yang menggunakan gaya selingkup yang konsisten pada tulisan tersebut. Jika ada tulisan yang menggunakan gaya selingkup berbeda ketika diawal dan diakhir tulisan, tim editor akan mealakukan revisi dan perbaikan terhadap gaya selingkup tersebut dan menyesuaikan nya.











Kwadran Kategori Penulis
Seorang penulis harus mengetahui tentang kwadran kategori penulis. Karena dari kwadran tersebut dapat diukur produktivitas dan kualitas seorang penulis. Pada dasar nya ada 2 kelompok penulis, yang pertama kelompok idealis, yang ke dua kelompok industrialis. Kelompok idealis adalah kelompok penulis yang tidak mempermasalhakan tentang royalty yang diperoleh. mereka menulis bukan karena uang. Kelemahan kelompok ini adalah susah menerima saran dari tim editor. Ide atau tulisan yang mereka hasilkan tidak boleh dirubah oleh tim editor. Hal ini berpengaruh kepada nilai jual buku yang dihasilkan, buku yang sebenarnya konten atau isi nya bagus, bisa tidak laku karena judul yang kurang tepat.
Sedangkan kelompok industrialis adalah kelompok penulis yang menghasilkan atau membuat tulisan semata-mata karena uang dan financial. Penulis kelompok ini lebih mudah diajak berdiskusi mengenai editing, judul, dan isi karya tulis yang dihasilkan nya. Hal ini akan memberikan pengaruh yang baik pada hasil tulisan yang akan diterbitkan.
Secara berproses, seorang penulis industrialis bisa berubah menjadi penulis idealis, hal ini  dipengaruhioleh jenjang pendidikan yang dimiliki, master, doctor, atau guru besar.  Kelompok guru besar biasanya lebih cenderung menjadi penulis yang idealis.

Level Materi dan Lebar Pasar
Dari Pernyataan tersebut dapat kita simpulkan bahwa level atau tingkat conten pada sebuah buku akan berpengaruh pada tingkat penjualan atau pasar dari buku tersebut. Buku yang memiliki pasar yang lebar adalah buku-buku yang berisi ilmu dasar. Jadi tidak perlu malu, jika seorang Doctor menulis buku tentang pelajaran sekolah dasar.  Dapat dikatakan laku di pasar jika angka penjualan berkisar 3000 pcs ke atas. Jika hanya laku 1000 atau kurang dari 1000 itu artinya penerbit mengalami kerugian.
Pola berfikir seseorang yang mempunyai reputasi yang sudah tinggi,harga dirinya semakin tinggi katakanlah seorang Doctor atau guru besar, cenderung menghasilkan karya tulis level atas, dan malu jika harus menulis buku dengan konten level bawah. Padahal belum tentu karya tulis tersebut akan laku di pasaran. Sedangkan seorang penerbit lebih kepada membaca pasar, jika pasar nya lebar, maka tulisan tersebut akan diterbitkan,meskipun berisi ilmu pengetahuan dasar.


Proses Administrasi Naskah di Penerbitan
Royalti di bayarkan kepada seorang penulis dengan jangka watu per semester dari sebuah buku yang diterbitkan. Enam bulan pertama, kedua, dan seterusnya. Krja sama antara penulis dan penerbit sangat lah penting untuk proses penerbitan buku. Semakin lebar pasar yang terbuka, maka semakin cepat pula buku dapat diterbitkan, dan penulis akan lebih cepat menerima royalty. Namun. buku yang pasarnya belum terbuka akan mengalami penundaan cetak, hal ini dikarenakan untuk menghindari biaya gudang yang dibebankan kepada penerbit. Sehingga percetakan buku akan dilakaukan sesuai dengan kebutuhan pasar. Kecuali jika penulis mau menanggung seluruh biaya penerbitan buku tersebut.


Model Kerjasama
Rata- rata nakah masuk 300-500 ke penerbit, yang diterima 50-60 judul. Karena faktor pasar, banyak  naskah yang di tolak, sehingga kerjasama yang di jalin antara penerbit dan penulis adalah kerja sama regular. Kerja sama regular adalah penerbitan naskah, tergantung penilaian dari penerbit. Kecuali kerja sama MOU antar lembaga, tim editor dan penerbit akan berusaha semaksimal mungkin untuk segera menerbitkan buku yang diminta dan berusaha keras untuk membuat buku itu laku dipasar. Berarti harus ada lembaga yang menaunginya supaya buku tersebut segera terbit. Penyertaan logo suatu lembaga dapat bermanfaat untuk promo , untuk meningkatkan reputasi lembaga tersebut. Penerbitan buku untuk kepentingan pribadi yang berkaitan dengan kenaikkan pangkat dan keoentinganpribadi seseorang, disebut dengan kerjasama MOU perorangan. Model kerjasama yang terakahir adalah Andi Pro Literasi. Jika penulis ingin segera menerbitkan bukunya, harus terbit dalam waktu secepatnya, hal itu bisa saja dilakukan dengan menyiapkan dana sebesar 10 jt. Dana tersebut harus disiapkan oleh si penulis yang memaksa tulisan nya untuk segera diterbitkan. Buku yang telah diterbitkan secara paksa tadi, tidak akan diedarkan di pasar. Tapi ada e-book nya ada kemungkinan bisa dijual, royalty akan diberikan kepada penulis, akan tetapi jumlahnya tidak sebesar royalty buku yang laris di pasar.


Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah agar dapat memberikan manfaat dan berbagi ilmu dengan sesame.( Al-Gazali)

Untaian kata motivasi itu menjadi penutup acara  belajar siang ini. Ilmu dan pengetahuan yang sangat berharga bagi kita semua. Seluk beluk penerbitan tulisan yang bisa kita jadian acuan untuk kita pribadi. Kapan, bagaimana, dan seperti apa tulisan yang bisa dan mau kita terbitkan kelak. Bagaimana dan seperti apa kita ingin menjadi penulis. Semoga selalu semangat untuk belajar, belaja, dan belajar menulis. karena belajar itu sepanjang hayat, tak boleh terhentidengan bertambahnya usia dan kesibukan.

Wassalamu’alaikum.Wr. Wb
Tarianggrani87@gmail.com

2 komentar:

  1. Waalaikumsalam warahmatullahi wa barokatuh Alhamdulillah..mantul.. MasyaAllah

    BalasHapus
  2. Masih harus bnyaaakkk bljar lagi bu. 😁🙏🏻

    BalasHapus